Bagi para pemasar dan komunikator, trend mengarahkan purchasing decision (keputusan membeli) pelanggan. Tapi apa yang membuat sebuah merek trendy dan tangguh? Kathy Bloomgarden CEO Ruder Finn memaparkannya dalam sebuah artikel di Forbes berkut ini.
Apple merupakan merek
ikonik yang terlihat mampu menumpulkan semua ancaman, mengatur
‘panggung’nya untuk mengakomodasi keinginan besar para konsumennya akan
gaya dan tampilan manis sehari-hari. Apple memimpin peringkat nilai
merek global dan mempertahankan reputasinya sebagai inovator meskipun
muncul produk kompetitif dan serangkaian isu.
Jadi apa passion dan titik pangkal untuk membangun merek sebagai trend dan memungkinkannya menetap di hati masyarakat? Ada beberapa titik kritis yang perlu kita ingat:
Bentuk ikatan emosi mendalam. Untuk memahami apa yang mengarahkan trend
pasar massal, pertama kita harus mempertimbangkan konsumen secara
individu dan apa yang mempengaruhi mereka. Keputusan pembelian adalah
hal yang personal, disetir oleh emosi yang terhubung dengan identitas
kita. Misalnya, kita ingin menjadi siapa dan apa yang menurut kita
menarik. Merek yang terhubung dengan emosi seperti itu membentuk ikatan
yang mendalam dengan konsumen.
Memberdayakan pengaruh sosial.
Berdasarkan hasil studi terbaru Crowdrap, 92% konsumen percaya dan
dipengaruhi oleh teman, keluarga, dan kolega mereka – daripada berbagai
bentuk iklan – ketika membuat keputusan pembelian. Kita percaya kepada
mereka yang kita kenal karena teman dan keluarga mengerti nilai kita dan
kita percaya dengan saran mereka yang murni dan baik untuk kita.
Kanal relevansi budaya.
Relevan dengan dialog kultural dan menapaki berita sosial adalah aspek
penting untuk membawa sebuah merek ke permukaan di antara para konsumen.
Film Baz Luhrmann “The Great Gatsby” beresonansi dengan masyarakat yang menyukai hiburan, membuat headline, dan menjadi topik pembicaraan di jejaring sosial global.
Menunggangi ketenaran film tersebut, muncul beberapa merek yang meluncurkan fashion terinspirasi tahun 1920 di situs web mereka. Merek-merek tersebut di antaranya Tiffany’s, Bloomingdale dan Rue La La.
Intinya? Komunikasi
yang berani dan inisiatif pemasaran yang secara mendalam menyentuh
hubungan pribadi, memicu respon masyarakat, dan terhubung ke berita
budaya memiliki potensi untuk sukses besar dalam budaya yang fokus pada
trend saat ini.
sumber : http://www.marketing.co.id
sumber : http://www.marketing.co.id
No comments:
Post a Comment